Keterampilan Bertanya Dasar
A. Latar
Belakang
Dalam
kehidupan sehari-hari bertanya adalah kegiatan yang tak pernah terlewatkan,
dilakukan oleh setiap orang tanpa mengenal batas usia, dan dilakukan dimana
saja ketika si penanya menginginkan informasi terhadap sesuatu yang
diketahuinya. Di pasar, di jalan, di rumah, di kantor, di pusat perbelanjaan,
di tempat lainnya baik itu orang tua, para remaja, maupun anak-anak sering kita
jumpai kegiatan tanya jawab.
Pertanyaan
yang diajukan dalam kehidupan sehari-hari biasanya dilakukan sekedar untuk
memperoleh informasi mengenai sesuatu yang ingin diketahuinya. Misalnya seorang
ibu ketika di pasar bertanya kepada penjual, berapa harga satu kg daging ?
Seorang anak ketika berjalan-jalan dengan bapaknya ke kebun binatang, bertanya
kalau burung muri berasal dari mana ? dan lain sebagainya.
Jenis
pertanyaan yang diajukan kedua contoh di atas, penanya hanya bermaksud
memperoleh informasi yang belum di ketahuinya yaitu harga daging dan asal
burung muri. Adapun dalam kegiatan pembelajaran pertanyaan diajukan selain
untuk memperoleh informasi, juga memiliki tujuan yang lebih luas dan mendalam
yaitu agar terjadi proses belajar.
Dalam
pengalaman sehari-hari sering kita dapatkan adakalanya kita tidak mendapatkan
jawaban yang memuaskan atas pertanyaan yang diajukan. Penyebabnya mungkin
bermacam-macam, seperti mungkin oertanyaannya tidak jelas sehingga tidak
dimengerti oleh pihak yang di beri pertanyaan. Kemungkinan lainnya ialah yang
menerima pertanyaan tidak cukup trampil untuk mengemukakan jawaban secara
akurat. Secara sederhana dapat disimpulkan baha kegagalan dalam bertanya adalah
karena belum menguasai atau kecakapan menggunakan keterampilan bertanya.
Keterampilan
bertanya sangat penting di kuasai oleh calon guru dan para guru, keterampilan
bertanya merupakan kunci untuk meningkatkan mutu dan kebermaknaan pembelajaran.
Dengan demikian setiap guru harus terampil dalam mengembangkan pertanyaan.
Pertanyaan dalam pembelajaran bukan
hanya untuk mendapatkan jawaban atau informasi dari pihak yang ditanya, jauh
lebih luas dari itu adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
B. Pengertian
Keterampilan Bertanya Dasar
Secara
etimologis keterampilan bertanya dapat diurai menjadi dua suku kata yakni
“terampil dan tanya”. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI) “Bertanya”
berasal dari kata “tanya” yang berarti antara lain permintaan keterangan.
Sedangkan kata “terampil” memiliki arti “cakap dalam menyelesaikan tugas atau
mampu dan cekatan”. Dengan demikian keterampilan bertanya secara sederhana dapa
di rumuskan adalah kecakapan atau kemampuan seseorang dalam meminta keterangan
atau penjelasan dari orang lain, atau pihak yang menjadi lawan bicara.
Salah
satu bentuk konkrit dari seseorang yang memiliki keterampilan mengembangkan
pertanyaan, yaitu akan melahirkan pertanyaan-pertanyaan yang cukup baik. Dengan
pertanyaan yang baik akan menggali wawasan dan pengetahuan serta kemampuan
berpikir pihak yang di tanya, Pertanyaan adalah alat untuk mendapatkan jawaban
atau respon dari seseorang. Pengertian itu menunjukan betapa pentingnya sebuah
rumusan pertanyaan karena merupakan kunci untuk mendapatkan respon yang sesuai
harapan dari pihak yang bertanya.
Kegiatan
bertanya dalam proses pembelajaran dimaksudkan untuk memfasilitasi terjadinya
belajar,yaitu perubahan prilaku yang menyeluruh (pengetahuan,sikap,
keterampilan) pada siswa. Upaya mendapatkan informasi merupakan salah satu
tujuan dari pembelajaran, tujuan lain yang lebih mendalam adalah bagaimana setiap
informasi pembelajaran yang diperolehnya itu di kaji, di proses dan di olah,
melalui pertanyaan-pertanyaan sehingga dipahami dan dapat meningkatkan
kemampuan berpikir siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Apakah
pertanyaan yang di ajukan selalu harus dalam kalimat tanya, seperti “siapakah
presiden RI yang ke empat?”. Sementara kalimat dalam bentuk suruhan atau
pernyataan yang mengharapkan respon dari siswa, seperti “coba jelaskan
bagaimana pendapatmu jika sampah bertumpuk di tempat pemukiman tidak di buang
ke tempatnya”, tidak termasuk ke dalam pertanyaan.
Menurut
John I. Bolla, dalam proses pembelajaran setiap pertanyaan baik berupa kalimat
tanya atau suruhan yang menuntut respon siswa sehingga siswa memperoleh
pengetahuan dan meningkatkan kemampuan berpikir, dimasukkan dalam pertanyaan.
Pendapat serupa dikemukakan oleh GA Brown dan R. Edmonson dalam Siti Julaeha,
pertanyaan adalah “segala pernyataan yang menginginkan tanggapan verbal
(lisan)”.
Merujuk
pada dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pertanyaan yang diajukan
tidak selalu dalam rumusan kalimat tanya, melainkan dalam bentuk suruhan atau
pernyataan, selama itu dimaksudkan adanya respon dari siswa, dikategorikan
sebagau pertanyaan.
Dalam
perkembangannya, keterampilan bertanya diklasifikasikan kedalam dua jenis,
yaitu keterampilan bertanya dasar dan keterampilan bertanya lanjut. Dalam
kegiatan pembelajaran dua ini kita memfokuskan bahasannya pada keterampilan
bertanya dasar, sedangkan keterampilan bertanya lanjut akan dibahas dalam kegiatan
pembelajaran tiga.
Keterampilan
bertanya dasar merupakan pertanyaan pertama dan pembuka. Jadi merupakan kunci
awal untuk menggali informasi atau meminta penjelasan sebelum melanjutkan
komunikasi atau mengajukan pertanyaan-pertanyaan selanjutmya. Dengan demikian,
bertanya dasar adalah pertanyaan pokok atau dasar yang berfungsi sebagai
stimulus untuk merangsang munculnya jaaban atau respon dari siswa.
C. Tujuan,
Tipe dan Syarat-syarat Bertanya
1. Tujuan
Dalam
pembelajaran pertanyaan kadang-kadang menjadi unsur yang paling sering
digunakan oleh guru untuk mengolah informasi pembelajaran. Pertanyaan dalam
pembelajaran pada dasarnya adalah untuk membelajarkan siswa, yaitu
mengkomunikasikan materi dan lingkungan pembelajaran lainnya untuk mencapai
tujuan pembelajaran.
Adapun
secara terperinci tujuan pertanyaan, seperti dikemukakan Turney (1979) dalam
Siti Julaeha diidentifikasi dalam beberapa aspek sebagai berikut :
a. Membangkitkan minat dan
keingintahuan siswa tentang suatu topik
b. Memusatkan perhatian pada masalah
tertentu
c. Menggalangkan penerapan belajar
aktif
d. Merangsang siswa mengajukan
pertanyaan sendiri
e. Menstruktur tugas-tugas hingga
kegiatan belajar dapat berlangsung secara maksimal
f. Mendiagnosis kesulitan belajar
siswa
g. Mengkomunikan
dan merealisasikan bahwa semua siswa harus terlibat secara aktif dalam
pembelajaran
h. Menyediakan kesempatan bagi siswa
untuk mendemonstrasikan pemahamannya tentang
informasi yang diberikan
i. Melibatkan siswa dalam
memanfaatkan kesimpulan yang dapat mendorong mengembangkan proses berpikir
j. Mengembangkan kebiasaan menanggapi
pernyataan teman atau pertanyaan guru
k. Memberi kesempatan siswa untuk
berdiskusi
l. Menyatakan perasaan dan pikiran
yang murnikepada siswa
2. Tipe Pertanyaan
Tipe
atau bentuk pertanyaan sangat beragam, penggunaan setiap bentuk pertanyaan
tergantung pada tujuan yang di harapkan. Jika diidentifikasi paling tidak ada
enam tipe atau bentuk pertanyaan yaitu :
a. Pertanyaan yang menuntut
fakta-fakta; yaitu pertanyaan untuk mengembangkan atau melatih daya ingat siswa
terhadap sesuatu yang pernah dipelajarinya. Misalnya “Kapan pemilihan presiden
Republik Indonesia pertama kali yang langsung dipilih oleh rakyat”.
b. Pertanyaan yang menuntut kemampuan
membandingkan; yaitu pertanyaann untuk mengembangkan atau melatih daya pikir
khususnya kemampuan berpikir analisis dan sintesis. Misalnya “Bandingkan antara
perjalanan dengan menggunakan kereta api dan Bis ?”.
c. Pertanyaan
yang menuntut kemampuan analisis; yaitu pertanyaan untuk engembangkan dan
melatih kemampuan atau daya analisis; Misalnya “Apa yang menyebabkan terjadinya
bencana Tsunami”
d. Pertanyaan
yang menuntut kemampuan memperkirakan (judgment); yaitu pertanyaan untuk
mengembangkan atau melatih kemampuan meramalkan atau membuat
perkiraan-perkiraan. Misalnya sambil menunjuk buah pepaya “Berapa kg kah berat
buah pepaya ini ?”
e. Pertanyaan
yang menuntut pengorganisasian; yaitu pertanyaan untuk mengembangkan atau
melatih kemampuan berpikir secara teratur, logis, sistematis, dan komprehensif.
Misalnya “Jelaskan bagaimana upaya untuk menyelamatkan diri dari bencana alam
gempa bumi ?”
f. Pertanyaan
yang tidak perlu dikemukakan jawabannya; yaitu pertanyaan untuk memberikan
penegasan atau meyakinkan tentang sesuatu kepada siswa. Pertanyaan semacam ini
digolongkan kedalam jenis pertanyaan retorika yang tidak perlu mendapatkan
jawaban. Misalnya, setelah guru menjelaskan tentanf cara-cara darurat untuk
menyelamatkan diri dari bahaya gempa bumi, kemudian guru bertanya “Apakah perlu
informasi ini diketahui pula oleh teman-teman kalian yang lain ?”
3. Syarat-syarat
pertanyaan
Agar
pernyataan yang di ajukan mendapat respon yang baik sesuai dengan apa yang
diharapkan, maka ketika menyampaikan pertanyaan untuk tipe atau bentuk
pertanyaan maupun hendaknya memperhatikan syarat-syarat sebagai berikut :
a. Pertanyaan disampaikan dengan
menggunakan kalimat atau bahasa yang mudah ditangkap oleh pihak yang ditanya
b. Pertanyaan diajukan secara klasikal,
berikan waktu untuk berpikir kemudian baru ditunjuk salah seorang yang diminta
untuk menjawabnya.
c. Beri kesempatan secara adil dan
merata kepada setiap siswa untuk mendapatkan pertanyaan.
d. Penunjukan siswa yang diminta
jawaban tidak dilakukan secara berurutan atau sistematis, akan tetapi harus
diusahakan secara acak agar setiap siswa memusatkan perhatian dan memiliki
kesiapan untuk menjawab (belajar).
D. Komponen
Keterampilan Bertanya
Keterampilan
bertanya memiliki beberapa komponen yang harus diperhatikan oleh guru.
Kemampuan guru menguasai terhadap komponen keterampilan bertanya dan
menerapkannya dalam pembelajaran akan sangat menentukan kualitas pembelajaran.
Komponen-komponen tersebut antara lain adalah sebagai berikut :
a. Pengungkapan pertanyaan secara jelas
dan singkat
Pertanyaan
yang diajukan harus jelas, singkat dan dapat dipahami oleh yang diharapkan
dapat memberikan jawaban (siswa). Pertanyaan dengan kalimat yang panjang dan
berbelit-belit akan mempersulir memahami pertanyaan yang diajukan,
b. Pemberian acuan
Pemberian
acuan (structuring) dimaksudkan utuk membantu siswa mengolah informasi
pembelajaran dan menemulan jawaban terhadap pertanyaan yang diajukan dengan
tetap memfokuskan perhatian pada topik pembelajaran.
c. Pemusatan
Pertanyaan
berdasarkan cakupannya dapat dibedakan kedalam dua jenis yaitu : pertanyaan
luas dan pertanyaan sempit. Keduanya memiliki peluang yang sama untuk
digunakan, tergantung pada tujuan dari pertanyaan itu sendiri. Pertanyaan luas
memungkinkan jawaban yang didapatkan masih bersifat umum dan cukup luas. Adapun
pertanyaan sempit, jawaban atas pertanyaan itu sudah lebih khusus, spesifik.
Oleh karena itu atas pertanyaan yang menghendaki jawaban kgusus, penggunaan
pemusatan sangat diperlukan agar lebih mengarahkan jawaban yang diharapkan.
d. Pemindahan giliran
Melalui
pertanyaan diharapkan mengaktipkan belajar seluruh siswa. Oleh karena itu
pemindahan giliran (redirecting) sangat penting agar jawaban tidak di dominasi
oleh siswa-siswa tertentu saja. Disamping itu melalui pemindahann giliran
dimaksudkan untuk lebih ,memperjelas jawaban.
e. Penyebaran
Hampir
sama dengan pemindahan giliran, melalui penyebaran dimaksudkan agar memberi
kesempatan yang sama untuk menjawab atau mengemukakan pendapatnya.
f. Pemberian waktu berpikir
Setelah
pertanyaan diajukan kepada siswa, tidak secara langsung menyuruh siswa untuk
menjawabnya, akan tetapi terlebih dahulu beri kesempatan kepada siswa untuk
berpikir dan merumuskan jawabannya, sehingga jawaban yang dikemukakan siswa
merupakan hasil berpikir secara maksimal.
g. Pemberian tuntunan
Kadang-kadang
siswa mengalami kesulitan untuk mengemukakan jawaban yang tepat atas pertanyaan
yang diajukan oleh guru. Disinilah guru perlu memberi tuntunan(prompting), sehingga siswa mempunyai gambaran yang jelas
dan dapat memberikan jawabn secara tepat. Misalnya dengan cara mengulang
kembali pertanyaanm lebih menyederhanakan lagi kalimat pertanyaan, atau
memberikan penjelasan singkat terhadap materu yang ditanyakan.
E. Prinsip-prinsip
Keterampilan Bertanya Dasar
Kegiatan
bertanya hampir tidak pernah terlewatkan dalam setiap pembelajaran di setiap
jenjang dan jenis sauan pendidikan dimanapun. Oleh karena itu keterampilan
bertanya harus dilatih, dikembangkan, sehinggaa dapat memfasilitasi untuk
terjadinya pembelajaran secara lebih aktip dan produktif.
Prinsip-prinsip pokok yang harus diperhatikan oleh para
guru, calon guru dalam menggunakan keterampilan bertanya antara lain :
1. Kehangatan dan keantusiasan
Suasana
pembelajaran harus diciptakan dalam kondisi yang menyenangkan sehingga siswa
merasa aman dan betah dalam belajar. Salah satu upaya mengembangkan suasana
pembelajaran yang menyenangkan antara lain bagaimana pertanyaan yang diajukan
memiliki nuansa psikologis yang hangat dan mendorong spirit belajar yang tinggi.
Melalui penciptaan kondisi yang hangat siswa bebas dan aman untuk mengembangkan
kemampuan berpikir melalui jawaban-jawaban yang disampaikannya.
2. Memberikan
waktu berpikir
Disamping
kedua prinsip tersebut di atas, untuk mengefektipkan keterampilan bertanya,
hendaknya menghindari hal-hal sebagai berikut :
a)
Mengulangi pertanyaan sendiri
Kebiasaan mengulangi pertanyaan
yang dianggap sudah jelas akan mengganggu konsentrasi siswa untuk menjawabnya.
Oleh karena itu apabila pertanyaan yang di ajukan sudah dimengerti oleh siswa,
guru tidak perlu mengulang lagi pertanyaan tersebut.
b)
Mengulangi jawaban siswa
Memberikan
penguatan terhadap jawaban siswa termasuk prinsip pembelajaran yang harus
dilakukan oleh guru. Namun apabila penguatan tersebut dilakukan dengan cara mengulangi
lagi jawaban siswa bukan teknik penguatan yang baik dan harus di hindari,
karena tidak akan mengembangkan pemikiran siswa.
3. Menjawab
pertanyaan sendiri
Pertanyaan
yang di ajukan oleh guru dimaksudkan untuk dijawan atau di respon oleh siswa Oleh
karena itu guru tidak perlu menjawab sendiri atas pertanyaan yang di ajukannya,
walaupun siswa belum menemukan jawabannya. Lebih baik guru menerapkan
pertanyaan tuntunan terhadap pertanyaan pertama yang di ajukan sehingga siswa
terdorong untuk menjawabnya.
4. Mengajukan
pertanyaan yang memancing jawaban serentak
Kebiasaan
mengajukan pertanyaan yang secara spontan memancing siswa bersama-sama
menjawabnya harus dihindari. Misalnya apakah kalian setuju dengan pendapat dari
teman kalian tadi ? Pertanyaan seperti itu secara spontan siswa akan menjawan
setuju atau tidak. Sebaiknya pertanyaan diajukan kepada seluruh kelas, kemudian
secara acak tunjuk salah seorang untuk menjawabnya, sehingga setiap siswa
berusaha untuk berpikir.
5. Mengajukan
pertanyaan ganda
Siswa
akan mengalami kesulitan untuk menjawab secara analitis dan memusatkan pada
satu pertanyaan. Misalnya jelaskan apa yang dimaksud dengan gempa tektonik, apa
penyebabnya, bagaimana dampaknya terhadap lingkungan, dan seterusnya.
Pertanyaan demikian akan membingungkan dan mempersulit siswa untuk mengkaji
secara lebih mendalam, sehingga tidak akan didapatkan hasil belajar yang
maksimal.
6. Menentukan
siswa yang akan menjawab pertanyaan
Seperti
yang dijelaskan sebelumnya, bahwa dengan pertanyaan yang diajukan dimaksudkan
untuk mengaktifkan belajar siswa, dan aktivitas belajar ditujukan bagi seluruh
siswa. Oleh karena itu sebelum pertanyaan diajukan harus dihindari menyebut
atau menentukan siswa tertentu terlebih dahulu yang harus menjawabnya. Bila terlebih
dahulu sudah ditentukan salah seorang siswa yang harus menjawab, dikhawatirkan
siswa yang lain tidak akan ikut berpikir
Tidak ada komentar:
Posting Komentar