Minggu, 30 April 2017

KEMAJEMUKAN RAS DAN ETNIK MASYARAKAT INDONESIA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang
Suku bangsa adalah bagian dari suatu bangsa.Suku bangsa mempunyai ciri-ciri mendasar tertentu.Ciri-ciri itu biasanya berkaitan dengan asal-usul dan kebudayaan. Ada beberapa ciri yang dapat digunakan untuk mengenal suatu suku bangsa, yaitu: ciri fisik, bahasa, adat istiadat, dan kesenian yang sama. Contoh ciri fisik, antara lain warna kulit, rambut, wajah, dan bentuk badan. Ciri-ciri inilah yang membedakan satu suku bangsa dengan suku bangsa lainnya.Suku bangsa merupakan kumpulan kerabat (keluarga) luas. Mereka percaya bahwa mereka berasal dari keturunan yang sama. Mereka juga merasa sebagai satu golongan.Dalam kehidupan sehari-hari mereka mempunyai bahasa dan adat istiadat sendiri yang berasal dari nenek moyang mereka.
Setiap suku bangsa mempunyai upacara adat dalam peristiwa-peristiwa penting kehidupan. Misalnya Seperti sistem kepercayaan, sistem dekonomi,sosial budaya dan lain-lain. Dalam makalah ini akan membahas beberapa suku yang ada di indonesia diantasebagainyaah suku batak dari sumatera, suku kerinci jambi, suku bugis dari makassar.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penyusun mengangkat judul KEMAJEMUKAN RAS DAN ETNIK MASYARAKAT INDONESIA sebagai pokok bahasan pada makalah ini.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah diatas, penyusun merumuskan beberapa masalah diantaranya sebagai berikut :
a. Apa yang dimaksud dengan kemajemukan masyarakat indonesia ?
b. Apa yang dimaksud dengan kemajemukan RAS ?
c. Apa saja macam-macam ras di indonesia ?
d. Apa yang dimaksud dengan  Etnik (Suku Bangsa) ?
e. Apa saja macam-macam etnik yang ada di indonesia ?
f. Apa saja faktor kemajemukan masyarakat Indonesia ?
g. Bagaimana pengaruh kemajemukan masyarakat Indonesia ?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang di ambil, penyusun merumuskan tujuan dari penulisan makalah ini diantaranya :
a. Untuk mengetahuikemajemukan masyarakat indonesia.
b. Untuk mengetahuikemajemukan RAS.
c. Untuk mengetahuimacam-macam ras di indonesia.
d. Untuk mengetahui pengertian dari Etnik (Suku Bangsa).
e. Untuk mengetahuimacam-macam etnik yang ada di indonesia.
f. Untuk mengetahuifaktor kemajemukan masyarakat Indonesia.
g. Untuk mengetahui pengaruh kemajemukan masyarakat Indonesia.
D. Metodologi Penulisan
Metodologi yang digunakan dalam penyusunan makalah ini yakni liberry riset (tinjauan pustaka).






BAB II
PEMBAHASAN
A. Kemajemukan Masyarakat Indonesia
Kemajemukan dari akar kata majemuk yang berarti banyak, maka kemajemukan adalah segala sesuatu yang memiliki sifat beragam, bervariasi, bermacam-macam, atau pun berbeda. Menurut Nasikun Masyarakat majemuk adalah masyarakat yang terdiri atas dua atau lebih tertib sosial, komunitas, atau kelompok-kelompok yang secara kultural, ekonomi, dan politik terpisah-pisah (terisolasi), serta memiliki struktur dan kelembagaan yang berbeda-beda antara satu dan lainnya. Sesuai dengan pendapat Clifford Geertz bahwa masyarakat majemuk adalah masyarakat yang terbagi-bagi dalam beberapa subsistem yang beridiri sendiri dan terikat dalam ikatan primordial. Jadi masyarakat majemuk adalah keanekaragaman penduduk dalam kesatuan masyarakat atau golongan-golongan atau kelompok-kelompok secara horizontal.
Istilah Masyarakat Indonesia Majemuk pertama kali diperkenalkan oleh Furnivall dalam bukunya Netherlands India: A Study of Plural Economy (1967), untuk menggambarkan kenyataan masyarakat Indonesia yang terdiri dari keanekaragaman ras dan etnis sehingga sulit bersatu dalam satu kesatuan sosial politik. Kemajemukan masyarakat Indonesia ditunjukkan oleh struktur masyarakatnya yang unik, karena beranekaragam dalam berbagai hal. Seperti yang telah dijelaskan bahwa kemajemukan Indonesia tampak pada perbedaan warga maryarakat secara horizontal yang terdiri atas berbagai ras, suku bangsa, agama, adat dan perbedaan-berbedaan kedaerahan. Pierre L Van den Berghe mengemukakan bahwa masyarakat majemuk mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
a. Mengalami segmentasi ke dalam kelompok subkebudayaan yang berbeda satu dengan yang lain.
b. Memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi ke dalam lembaga-lembaga yang bersifat nonkomplementer
c. Kurang mengembangkan konsensus di antara para anggota-anggotanya terhadap nilai-nilai yang bersifat dasar.
d. Secara relatif seringkali mengalami konflik di antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain.
e. Secara relatif tumbuh integrasi sosial di atas paksaan (coercion) dan saling ketergantungan di bidang ekonomi.
f. Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok atas kelompok lain.
B. Kemajemukan RAS
 Kata ras berasal dari bahasa prancis dan italia, yaitu razza. Pertama kali istilah ini diperkenalkan Franqois Bernier, antropologi prancis untuk mengemukakan gagasan tentang pembedaan manusia berdasarkan kategori atau karakteristik warna kulit dan bentuk wajah. Setelah itu, orang lalu menetapkan hierarki manusia berdasarkan karakteristik fisik atau biologis. Berdasarkan karakteristik biologis, pada umumnya manusia dikelompokkan dalam beragai ras. Manusia dibedakan menurut bentuk wajah, rambut, tinggi badan, warna kulit, mata, hidung, dan karakteristik fisik lainnya. Jadi, ras adalah perbedaaan antara manusia menurut atau berdasarkan ciri fisik biologis. Ciri utama pembeda antara ras yaitu ciri alamiah rambut pada badan, warna alami rambut, kulit, dan iris mata, bentuk lipatan penutup mata, bentuk hidung serta bibir, bentuk kepala dan muka, ukuran tinggi badan.
Ciri-ciri yang menjadi identitas dari ras bersifat objektif atau somatic.Secara biologis, konsep ras selalu dikaitkan dengan pemberian karakteristik seseorang atau sekelompok orang ke dalam suatu kelompok tertentu yang secara genetik memiliki kesamaan fisik, seperti warna kulit, mata, rambut, hidung, atau potongan wajah.Perbedaan seperti itu hanya mewakili factor tampilan luar.
     Semua kelompok ras kurang lebih sama dalam karakteristik fisik yang penting. Meskipun terdapat beberapa pengecualian, perbedaan fisik yang ada hanyalah bersifat kosmetik dan tidak fungsional.Perbedaan fisik pada makhuk manusia sangat sedikit, jika dibandingkan dengan perbedaan fisik yang terdapat pada banyak makhluk hidup lainnya, misalnya anjing dan kuda.
 Kebanyakan ilmuwan dewasa ini sependapat bahwa semua kelompok ras termasuk dalam satu rumpun yang merupakan hasil dari suatu proses evolusi, dan semua kelompok ras kurang lebih sama kadar kemiripannya dengan hewan lainnya. Menurut Robertson (1977), ras merupakan pengelompokan manusia berdasarkan ciri-ciri warna kulit dan fisik tubuh tertentu yang diturunkan secara turun temurun.Untuk itu ras yang hidup di Indonesia antara lain Ras Melayu Mongoloid, Weddoid dan sebagainya. Dengan demikian keanekaragaman tersebut merupakan suatu warna dalam kehidupan, dan warna-warna tersebut akan menjadi serasi, indah apabila ada kesadaran untuk senantiasa menciptakan dan menyukai keselarasan dalam hidup melalui persatuan yang indah yang diwujudkan melalui integrasi.
C. Macam-Macam Ras di Indonesia
Persebaran ras di Indonesia sudah ada sejak zamanes. Pada masa itu telah tersebar 2 ras di Indonesia, yaitu sebagai berikut :
1. Ras Mongoloid
Ras Mongoloid yaitu penduduk asli wilayah Eropa, sebagian Afrika dan Asia. Nama ras Mongoloid diambil dari nama negara Mongolia dan diberikan oleh orang Eropa karena kontak mereka dengan anggota ras ini berkaitan dengan orang Mongolia.
Ras Mongoloid dibedakan menjadi 3, yaitu :
1. Asiatic Mongoloid (Asia Utara, Asia Tengah, dan Asia Timur)
2. Malayan Mongoloid (Asia Tenggara, Indonesia, Malaysia, Filipina, dan penduduk asli Taiwan).
3. American Mongoloid (penduduk asli Amerika)


Pada zaman es ini ras mongoloid tersebar di daerah Indonesia bagian Barat meliputi pulau Sumatera, Jawa, dan Kalimantan. Dengan arus persebaran yaitu dari Mongolia menuju ke daerah- daerah dia Asia Tenggara seperti Vietnam, Laos, Thailand, Malaysia, Singapura, baru menuju ke Indonesia bagian barat. Semua ditempuh melalui jalur darat, sebab saat itu bagian barat Indonesia masih bersatu dengan benua Asia Tenggara. Pada perkembangan selanjutnya terbentuklah pulau-pulau di Indonesia bagian barat Indonesia seperti Sumatera, Kalimantan dan Jawa.
Ciri khas utama anggota ras Mongoloid adalah rambut berwarna hitam lurus, bulu badan sedikit, berkulit kuning sampai sawo matang, bercak mongol pada saat lahir dan lipatan pada mata yang seringkali disebut mata sipit, dan memiliki tubuh yang kecil dan pendek.


2. Ras Austroloid
Ras Australoid adalah nama ras manusia yang tinggal di bagian selatan India, Sri Lanka, Papua dan beberapa kelompok di Asia Tenggara.
Ras ini berpusat di Australia dan menyebar ke Indonesia bagian Timur khususnya wilayah Papua/Irian Jaya. Persebaran ke daerah ini pun dilakukan melalui darat sebab saat itu Papua masih bersatu dengan benua Australia. Untuk kelompok di Asia Tenggara, orang Asli di Malaysia dan orang Negrito di Filipina termasuk ras ini.
Ciri khas utama ras ini ialah bahwa mereka berambut keriting hitam dan berkulit hitam. Namun beberapa anggota ras ini di Australia berambut pirang dan rambutnya tidaklah keriting melainkan lurus yang disebut ras Australoid. Selain itu beberapa orang Asli di Malaysia kulitnya juga tidak selalu hitam dan bahkan menjurus putih.

 



Perkembangan selanjutnya pada tahun 2000 SM mulai terjadi migrasi/ perpindahan ras dari berbagai daerah ke Indonesia, yaitu :
1. Migrasi Pertama (Ras Negroid)
Ras negroid yaitu terdiri dari penduduk asli wilayah Afrika dan sebagian Asia. Ras ini disebut juga dengan ras berkulit hitam. Ras negroid adalah istilah yang pernah dipakai dulu untuk menunjukkan fenotipe umum dari sebagian besar penghuni benua Afrika di sebelah selatan gurun Sahara. Di Indonesia, ras ini mendiami sebagian besar daerah di Papua, Riau dan semenanjung Malaka.
Ciri fisik ras negroid :
Bentuk Wajah
Wajah ras negroid mempunyai ciri yang sangat spesifik terutama rongga hidung yang bulat dan luas. Sementara itu, mulut dan rahangnya ada yang berbentuk persegi, namun ada pula yang berbentuk persegi panjang dengan ukuran yang lumayan besar. Demikian pula dengan giginya yang besar dan berbentuk persegi.
Rambut
Ras negroid memiliki tampilan rambut yang hitam legam, keriting, ikal dan ada pula yang gimbal. Rambut yang demikian merupakan ciri khas dari ras negroid. Oleh karena itu, apabila ada orang yang berambut sama maka hamper bisa dipastikan bahwa orang tersebut adalah hasil perkawinan antara ras negroid dengan ras lainnya.
Selain faktor genetika, bentuk rambut yang keriting ini juga disebabkan oleh paparan sinar matahari yang terlalu kuat. Oleh karena itulah, ras negroid yang tinggal di Afrika memiliki rambut yang ikal.
Warna Kulit
Sebagian besar ras negroid memiliki kulit berwarna hitam gelap di seluruh tubuhnya. Meskipun banyak yang beranggapan warna hitam pada kulit ras negroid dipengaruhi oleh keadaan atau kondisi alam yang cenderung panas, namun pada kenyataannya bahwa ras negroid yang tinggal di luar Afrika memiliki warna kulit yang sama. Jadi bisa dikatakan bhawa ras negroid yang berkulit hitam dipengaruhi oleh faktor genetik.
Ukuran Tubuh
Ras negroid memiliki ukuran tubuh yang tergolong tinggi, ada yang ukuran tubuhnya mencapai lebih dari dua meter.

 

2. Migrasi Kedua (Ras Weddoid)
Ras weddoid adalah ras yang berasal dari hindia bagian selatan. Ciri-ciri dari ras ini adalah kulit hitam dan rambut keriting. Selain itu, tubuhnya berukuran sedang. Ras ini hampir sama dengan negroid akan tetapi berbeda pada ukuran tubuh. Ras weddoid adalah sekelompok orang yang memiliki rambut keriting, kulit hitam, dan juga bertubuh sedang. Ras ini mendiami maluku dan nusa tenggara timur. Ada beberapa ciri-ciri fisik dari ras weddoid sebagai berikut : kulit hitam, tinggi sekitar 160cm, hidung pesek, dan rambut hitam ikal.

3. Migrasi Ketiga (Ras Melayu Tua, Proto Melayu)
Proto Melayu atau Melayu Tua adalah istilah untuk Melayu “gelombang” pertama dari dua “gelombang” migrasi yang dulu diperkirakan terjadi dalam kependudukan di Indonesia. Ras ini termasuk ke dalam ras Mongoloid lebih tepatnya termasuk ke dalam sub ras Malayan Mongoloid berasal dari daerah Yunan (Asia Tengah), masuk ke Indonesia melalui Hindia belakang (Vietnam) / Indo Cina baru selanjutnya ke Indonesia.
Di Indonesia, ras ini menyebar melalui 2 jalur sesuai dengan jenis kebudayaan Neolithikum yang dibawanya, yaitu :
1. Jalur Pertama
Melalui jalur barat dan membawa kebudayaan berupa kapak persegi. Dengan menempuh jalur darat dari Yunan mereka menuju ke Semenanjung Melayu melalui Thailand selanjutnya menuju ke Sumatera, Jawa, Bali da nada pula yang menuju Kalimantan dan berakhir di Nusa Tenggara. Sehingga daerah tersebut banyak ditemukan peninggalan kapak persegi. Keturunan Proto Melayu yang melalui jalur ini adalah masyarat atau Suku Batak, Nias (Sumatera Utara), Mentawai (Sumatera Barat), Suku Dayak (Kalimantan), dan suku Sasak (Lombok).
2. Jalur Kedua
Melalui jalur timur dan membawa kebudayaan berupa kapak lonjong. Dengan menempuh jalur laut dari Yunan (Teluk Tonkin) menyusuri Pantai Asia Timur menuju Taiwan, Filiphina kemudian ke daerah Sulawesi, dan Maluku. Keturunan proto melayu yang melalui jalur ini adalah suku Toraja (Sulawesi Selatan), suku Papua (Irian Jaya), Suku Ambon, Teenate, Tidore (Maluku).
Ciri fisik dari ras Proto Melayu antara lain berkulit sawo matang, berambut lurus, berbadan tinggi ramping, bentuk mulut dan hidungnya sedang.


Suku Nias


Suku Ambon

4. Migrasi Ke empat (Ras Melayu Muda, Deutro Melayu)
Ras Deutro Melayu disebut juga dengan ras melayu muda. Ras deutro melayu datang ke Indonesia pada gelombang kedua, setelah bangsa proto melayu. Ras ini berhasil melakukan asimilasi atau pencampuran budaya dengan budaya pendahulunya (proto melayu). Deutro melayu masuk ke Indonesia melalui barat. Orang-orang ini menempuh rute dari Yunann – Vietnam – Semenanjung Malaka – Jawa. Ras deutro melayu diperkirakan memiliki kebudayaan yang lebih maju dibandingkan dengan bangsa proto melayu. Mereka tidak hanya mampu membuat barang-barang dari bahan dasar batu saja, tetapi dari bahan logam seperti perunggu dan besi.
Suku bangsa Indonesia yang merupakan keturunan asli deutro melayu saat ini adalah suku Jawa, Melayu, Minang (Sumatera Barat), dan Bugis. Pada perkembangannya, ras ini mampu menciptakan kebudayaan baru yang selanjutnya menjadi kebudayaan Indonesia hingga sekarang.
Ciri fisik dari ras Deutro Melayu sama dengan ciri fisik ras Proto Melayu, antara lain berkulit sawo matang, berambut lurus, berbadan tinggi ramping, bentuk mulut dan hidungnya sedang.

Suku Jawa

Suku Bugis


Secara umum, ciri fisik masyarakat Indonesia adalah sebagai berikut :
a. Tinggi badan berkisar antara 135 cm – 180 cm
b. Berat badan berkisar antara 30 – 75 kg
c. Warna kulit berkisar antara kuning langsat dan coklat hitam
d. Warna rambut antara coklat dan hitam
e. Berambut lurus dan keriting
D. Pengertian Etnik (Suku Bangsa)
Menurut Wikipedia Indonesia, etnik adalah suatu golongan manusia yang anggota-anggotanya mengidentifikasikan dirinya dengan sesamanya, biasanya berdasarkan garis keturunan yang sama.
Menurut KBBI etnik adalah kelompok sosial dalam sistem sosial atau kebudayaan yang mempunyai arti atau kedudukan tertentu karena keturunan, adat, agama, bahasa, dan sebagainya
Robertson pada tahun 1977 mengemukakan pendapatnya bahwa kelompok etnik adalah sejumlah besar orang yang memandang diri dan dipandang oleh kelompok lain memiliki kesatuan budaya yang berbeda.
Koentjaraningrat (1990) menyatakan suku bangsa sebagai kelompok sosial atau kesatuan hidup yang memiliki sistem interaksi yang ada karena kontinunitas dan rasa identitas yang mempersatukan semua anggotanya serta memiliki sistem kepemimpinan sendiri.
Menurut Narral mendefinisikan etnis adalah sejumlah orang atau penduduk yang memiliki ciri-ciri (a) secara biologis mampu berkembang biak dan bertahan (b) mempunyai nilai-nilai budaya yang sama dan sadar akan rasa kebersamaan dalam suatu bentuk budaya (c) membentuk jaringan komunikasi dan interaksi sendiri (d) menentukan kelompoknya yang diterima oleh dan dapat dibedakan dari kelompok lain.
Tampak bahwa etnis berbeda dari ras.Jika pengertian ras lebih didasarkan pada persamaan ciri-ciri fisik yang dimiliki oleh seseorang individu, maka pengertian etnis didasarkan kepada adanya persamaan kebudayaan dalam kelompok masyarakat tersebut.
E. Macam-macam Etnik yang ada di Indonesia.
Secara etnik, bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk dengan jumlah etnik yang besar.Mengenai jumlah suku bangsa yang ada di Indonesia tersebut telah dikemukakan oleh para ahli.Esser, Berg dan Sutan Takdir Alisyahbana memperkirakan ada 200-250 suku bangsa.MA, Jaspan mengemukakan ada 366 suku bangsa.Koentjaraningrat memperkirakan ada 195 suku bangsa.Hildred Geertz menyatakan lebih dari 300 suku bangsa dengan identitas budayanya sendiri.William G. Skinner memperkirakan ada 35 suku bangsa dalam arti lingkungan hukum adat.Di Indonesia sendiri, istilah kelompok etnik dapat disamaartikan dengan suku bangsa, di samping ada pula yang menyebutkan dengan golongan etnis.
Salah satu ciri masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang multietnik.Artinya masyarakat Indonesia merupakan gabungan dari beberaoa kelompok etnik (sebenarnya tidak saja kelompok etnik dalam arti kesukuan, tetapi masyarakat Indonesia juga berbeda dalam hal agama, ras) yang hidup bersama dalam satu wilayah 'Indonesia ".
Konsepsi Negara Indonesia itu sendiri merupakan hasil perjuangan gerakan nasionalis untuk melawan kekuasaan kolonial Khususnya Hindia Belanda yang telah menduduki wilayah "Indonesia" sejak abad 17 dan berakhir pada abad 20 dengan dicetuskannya kemerdekaan Negara Indonesia 1945. Oleh karena itu dapat dibayangkan sebelum adanya gerakan Nasionalis untuk melawan kolonialisasi tidak dikenalkan istiah Indonesia, yang berkuasa adalah kerajaan-kerajaan kecil atau kelompok-kelompok etnik dengan budaya masing-masing , sehingga dapat dikatakan bahwa Negara Indonesia merupakan hasil perjuangan beberapa kelompok etnik diwilayah kolonialisasi Belanda yang bersatu melawan Kolonialisasi tersebut.
Seperti yang kita bahas diatas Negara Indonesia sebelum merdeka adalah terdiri dari etnik - etnik masyarakat yang beragam , berikut ini tabel kelompok etnik terbesar berdasarkan Provinsi di Indonesia

Provinsi Terbesar 1 Terbesar 2 Terbesar 3 Terbesar 4 Terbesar 5
Nangroe Aceh Darusalam Aceh
(88.7) Jawa
(5.8) Batak
(2.3) Cina
(2.2) Minang
(0.7)
Sumatra Utara Batak
(50.4) Jawa
(32.5) Melayu
(6.3) Cina
(3.2) Minang
(2.6)
Sumatra Barat Minang
(87.2) Jawa
(6.4) Lainnya
(3.0) Batak
(2.3) Sunda
(0.2)
Riau Melayu
(40.9) Jawa
(30.2) Minang
(11.2) Batak
(7.6) Banjarese
(3.3)
Kepulauan Riau Melayu
(33.3) Jawa
(30.5) Minang
(9.6) Batak
(8.0) Cina
(7.0)
Jambi Melayu
(47.9) Jawa
(30.4) Minang
(5.0) Batak
(3.8) Banjarese
(3.0)
Sumatra Selatan Melayu
(61.1) Jawa
(29.9) Sunda
(3.2) Cina
(2.1) Minang
(0.7)
Bengkulu Lainnya
(37.1) Jawa
(26.6) Melayu
(26.2) Minang
(4.6) Batak
(2.4)
Lampung Jawa
(68.0) Lainnya
(13.9) Sunda
(10.0) Melayu
(4.0) Cina
(0.9)
Bangka Belitung Melayu
(69.5) Cina
(12.7) Jawa
(7.7) Bugis makasar
(4.1) Sunda
(3.1)
DKI Jakarta Jawa
(41.2) Betawi
(18.5) Sunda
(15.6) Cina
(7.9) Minang
(3.7)
Jawa Barat Sunda
(75.0) Jawa
(16.9) Lainnya
(3.8) Melayu
(1.0) Cina
(1.0)
Jawa Tengah Jawa
(97.5) Sunda
(1.1) Cina
(0.8) Batak
(0.1) Lainnya
(0.1)
Yogyakarta Jawa
(96.9) Sunda
(0.6) Cina
(1.2) Melayu
(0.4) Minang
(0.4)
Jawa Timur Jawa
(77.7) Madura
(19.7) Cina
(1.2) Lainnya
(0.2) Sunda
(0.2)
Banten Sunda
(63.3) Jawa
(18.3) Lainnya
(10.1) Melayu
(3.1) Cina
(1.5)
Bali Bali
(88.5) Jawa
(7.5) Madura
(0.7) Cina
(0.6) Sasak
(0.5)
Nusa Tenggara Barat Sasak
(68.1) Lainnya (26.7) Bali
(2.3) Jawa
(1.4) Bugis Makasar
(0.5)
Nusa Tenggara Timur Lainnya
(84.6) Sumba
(12.9) Bugis Makasar
(0.6) Jawa
(0.9) Cina
(0.4)
Kalimantan Tengah Dayak
(46.1) Banjar
(25.2)
Jawa
(20.6) Melayu
(3.8) Sunda
(1.0)
Kalimantan Selatan Banjar
(74.3) Jawa
(13.8) Bugis Makasar
(3.7) Dayak
(2.7) Madura
(1.7)
Kalimantan Timur Jawa
(30.7) Bugis makasar
(18.6) Banjar
(17.1) Lainnya
(12.9) Dayak
(10.9)
Sulawesi utara Minahasa
(43.3) Lainnya
(39.4) Gorontalo
(8.1) Jawa
(5.2) Melayu
(0.8)
Sulawesi Tengah Lainnya
(39.4) Minahasa
(64.6) Jawa
(8.9 Gorontalo
(4.2) Balinese
(4.1)
Sulawesi Selatan Bugis makasar
(73.4) Toraja
(10.7) Lainnya
(10.6) Jawa
(3.2) Cina
(0.5.)
Sulawesi Tenggara Lainnya
(62.6) Bugis Makasar
(22.7) Jawa
(7.2) Bali
(3.0) Toraja
(2.1)
Gorontalo Gorontalo
(92.4) Jawa
(2.8) Lainnya
(1.9) Bugis Makasar
(0.7) Minahasa
(0.5)
Maluku Ambon
(84.4) Lainnya
(7.4) Jawa
(2.1) Bugis Makasar
(1.3) Cina (1.2)
Melayu
(1.2)
Maluku Utara Ternate Tidore
(70.8) Lainnya
(6.4) Jawa
(5.3) Ambon
(5.1) Bugis Makasar
(4.3)
Papua Jawa
(30.2) Papuan
(27.7) Bugis makasar
(10.7) Ambon
(8.2) Toraja
(6.6)
Total Jawa
(44.0) Sunda
(17.8) Lainnya
(6.9) Melayu
(6.0) Bugis Makasar
(4.0)

F. Faktor Kemajemukan Masyarakat Indonesia
Istilah Masyarakat Indonesia Majemuk pertama kali diperkenalkan oleh Furnivall dalam bukunya Netherlands India: A Study of Plural Economy (1967), untuk menggambarkan kenyataan masyarakat Indonesia yang terdiri dari keanekaragaman ras dan etnis sehingga sulit bersatu dalam satu kesatuan sosial politik. Kemajemukan masyarakat Indonesia ditunjukkan oleh struktur masyarakatnya yang unik, karena beranekaragam dalam berbagai hal.
Faktor yang menyebabkan kemajemukan masyarakat Indonesia adalah sebagai berikut:
a. Keadaan geografi Indonesia yang merupakan wilayah kepulauan yang terdiri dari lima pulau besar dan lebih dari 13.000 pulau kecil sehingga hal tersebut menyebabkan penduduk yang menempati satu pulau atau sebagian dari satu pulau tumbuh menjadi kesatuan suku bangsa, dimana setiap suku bangsa memandang dirinya sebagai suku jenis tersendiri.

b. Letak Indonesia diantara Samudra Indonesia dan Samudra Pasifik serta diantara Benua Asia dan Australia, maka Indonesia berada di tengah-tengah lalu lintas perdagangan. Hal ini mempengaruhi terciptanya pluralitas/kemajemujkan agama.

c. Iklim yang berbeda serta struktur tanah di berbagai daerah kepulauan Nusantara ini merupakan faktor yang menciptakan kemajemukan regional.
Seperti yang telah dijelaskan bahwa kemajemukan Indonesia tampak pada perbedaan warga maryarakat secara horizontal yang terdiri atas berbagai ras, suku bangsa, agama, adat dan perbedaan-berbedaan kedaerahan.
Menurut Robertson (1977), ras merupakan pengelompokan manusia berdasarkan ciri-ciri warna kulit dan fisik tubuh tertentu yang diturunkan secara turun temurun.Untuk itu ras yang hidup di Indonesia antara lain Ras Melayu Mongoloid, Weddoid dan sebagainya. Sedangkan untuk suku bangsa / etnis yang tersebar di Indonesia sangatlah beraneragam dan menurut Hildred Geertz di Indonesia terdapat lebih dari 300 suku bangsa, dimana masing-masing memiliki bahasa dan identitas kebudayaan yang berbeda. Dalam kemajemukan agama di Indonesia secara umum agama yang berkembang di Indonesia adalah Islam, Kristen Protestan, Katholik, Hindu, Budha. Selain itu terdapat agama-agama lain seperti Kong Hu Chu, Kaharingan di Kalimantan, Sunda Kawitan (suku Baduy) serta aliran kepercayaan.
Dengan demikian keanekaragaman tersebut merupakan suatu warna dalam kehidupan, dan warna-warna tersebut akan menjadi serasi, indah apabila ada kesadaran untuk senantiasa menciptakan dan menyukai keselarasan dalam hidup melalui persatuan yang indah yang diwujudkan melalui integrasi.
Adapun ciri-ciri masyarakat majemuk menurut Vandenberg :
a. Segmentasi ke dalam kelompok-kelompok.
b. Kurang mengembangkan konsensus.
c. Sering mengalami konflik.
d. Integrasi sosial atas paksaan.
e. Dominasi suatu kelompok atas kelompok lain






BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Seperti yang telah diuraikan di atas, bahwa suku bangsa adalah suatu golongan manusia yang terikat oleh kesadaran dan identitas akan kesatuan kebudayaan. Identitas seringkali dikuatkan kesatuan bahasa.Oleh karena itu, kesatuan kebudayaan bukan suatu hal yang ditentukan oleh orang luar, melainkan oleh warga yang bersangkutan itu sendiri.Keanekaragaman budaya jangan dijadikan sebagai perbedaan, tetapi hendaknya dijadikan sebagai kekayaan bangsa Indonesia.Kita selaku bangsa Indonesia mempunyai kewajiban untuk selalu melestarikan kebudayaan yang beraneka ragam tersebut.
Di samping itu, dengan mendalami kebudayaan yang beraneka ragam tersebut, wawasan kita akan bertambah sehingga kita tidak akan menjadi bangsa yang kerdil. Kita dapat menjadi bangsa yang mau dan mampu menghargai kekayaan yang kita miliki, yang berupa keanekaragaman kebudayaan tersebut.Sikap saling menghormati budaya perlu dikembangkan agar kebudayaan kita yang terkenal tinggi nilainya itu tetap lestari, tidak terkena arus yang datang dari luar.Melestarikan kebudayaan nasional harus didasari engan rasa kesadaran yang tingi tanpa adanya paksaan dari siapapun.
B.     Saran
Atas kesimpulan di atas, penulis mengemukakan beberapa saran dengan menghayati dan menghargai keanekaragaman tersebut, akan mengkristal keharmonisan dan keutuhan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, sehingga terhindarlah bangsa Indonesia dari situasi krisis dan disintegrasi bangsa. Kita harus bisa memandang budaya daerah yang sejalan dengan nilai kemanusiaan sebagai perwujudan kearifan lokal yang harus dijaga keutuhan dan kelestariannya.Dengan adanya keanekaragaman warna masyarakat dan kebudayaan hendaknya kita menyikapinya dengan bijak.Toleransi dan saling menghormati antar sesama masyarakat harus dijunjung tinggi.Walaupun banyak perbedaan dalam kehidupan masyarakat.Hal yang terpenting adalah menghindari sifat etnosentrisme dan egoisme dalam kehidupan masyarakat yang multikultural demi tercapainya kelangsungan hidup masyarakat yang damai dan aman.


























DAFTAR PUSTAKA

PRAM, 2016.Suku Bangsa Dunia dan Kebudayaannya.Jakarta : CIF
Tim elex kids, 2014. Buku Aktivitas Disney : Suku Bangsa. Jakarta :ElexMedia         Komputindo.
Madjid, Nurcholis. 2014. Indonesia Kita. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Hidayat, Rahmat. Kemajemukan Masyarkat. 2015
     [Online] tersedia di : http://forester-untad.blogspot.co.id/2013/06/makalah-lengkap-kemajemukan-masyarakat.html?m=1[21 Maret 2017]
Ruitenbach, Chely. Kemajemukan. 2015
[Online] tersedia di: http://kemajemukkan.blogspot.co.id/2011/10/apa-itu-majemuk.html?m=1[21 Maret 2017]
Omika, Fri asra.Masyarakat Multikultural.
[Online] tersedia di: https://infosos.wordpress.com/kelas-xi-ips/masyarakat-multikultural/[21 Maret 2017]



ANALISIS KOMPETENSI DASAR KELAS V KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

TUGAS BAHASA LEMBAR KERJA 3
HASIL ANALISIS KOMPETENSI DASAR KELAS V KURIKULUM 2013
MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

Nama Kelompok       :  2. Sri Intan Gustina                       (1403467)
KELAS                      :  BAHASA 4


KD

Jenis Teks

Struktur Materi
Fakta
Konsep
Prinsip
Prosedur
3.1

Teks Informasi mengenai Ekosistem 
Semua mahluk hidup memerlukan lingkungan tertentu untuk memenuhi
kebutuhannya. Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di sekitar
mahluk hidup. Sebuah lingkungan terdiri dari bagian yang hidup (biotik) dan
bagian tak hidup (abiotik). Bagian yang hidup pada sebuah lingkungan terdiri
atas tumbuhan, hewan dan mahluk hidup lainnya. Bagian lingkungan yang tak
hidup terdiri atas cahaya matahari, air, udara dan tanah.
Cahaya matahari dapat menghangatkan udara, air, dan tanah, agar
mencapai suhu yang sesuai kebutuhan hidup mahluk hidup. Cahaya matahari
juga membantu tanaman membuat makanan. Air dan tanah merupakan bagian
penting dari sebuah lingkungan. Air yang turun dalam bentuk hujan, meresap ke
dalam tanah. Air di dalam tanah ini akan dimanfaatkan oleh tumbuhan yang
hidup di atasnya dan mahluk hidup kecil lainnya yang hidup di dalam tanah.
Informasi tentang ekosistem adalah Pernyataan yang terkandung sejumlah informasi dan pengetahuan yang disajikan secara singkat, padat, akurat, bersifat Ilmiah atau dapat dikatakan non fiksi.

Ciri-ciri struktur  teks: berupa pernyataan umum diikuti pernyataan khusus.
Ciri-ciri kebahasaan: Menggunakan  frasa nomina yang diikuti penjenis dan pendeskripsi. Menggunakan verbal relasional. Menggunakan kata verba aktif alam. Menggunakan kata penghubung. Menggunakan paragraf dengan menggunakan kalimat utama. Menggunakan kata keilmuan atau teknis
3.1   Menentukan pokok pikiran:  Siswa membaca teks bacaan Ekosistem secara saksama kemudian Siswa mengamati bagian-bagian informasi penting
dari bacaan dan merumuskan komponen-komponen
yang penting dalam sebuah ekosistem dengan cermat dan
teliti.

4.1
4.1 Menyajikan hasil informasi: siswa menuliskan hasil pengerjaannya dalam buku catatan kemudian disampaikan secara lisan  kepada teman sekelasnya.
3.2
Dongeng Legenda Danau Toba
Dongeng mengenai danau Toba berasal dari daerah Sumatra Barat. Dongeng tersebut merupakan legenda terbentuknya sebuah danau terluas di Indonesia.
Dongeng (legenda danau Toba) adalah sebuah karangan narasi fiksi yang menceritakan asal-usul terbentuknya danau Toba.
Ciri-ciri struktur  teks: karangan yang berisi rangkaian
peristiwa yang membentuk suatu jalinan cerita. Peristiwa-peristiwa disusun secara berurutan.
Ciri-ciri kebahasaan:
Bahasa cenderung figuratif dan
menitikberatkan penggunaan
konotasi. Menggugah imajinasi. Menyampaikan makna/amanat
secara tersirat; sebagai sarana
rekreasi rohaniah.
3.2 Mengklasifikasi informasi: siswa membaca dongeng Legenda Danau Toba. Siswa mampu memahami cerita berdasarkan aspek: apa, di mana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana.
4.2
4.2 Menyajikan hasil klasifikasi: siswa menceritakan kembali dongeng legenda danau Toba kepada temannya secara tertulis atau lisan  yang dikelompokan berdasarkan aspek; apa, di mana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana dengan menggunakan bahasa baku
3.3
Informasi tentang alam dan pengaruh kegiatan manusia dari surat kabar atau media elektronik lainnya
Kegiatan manusia yang dapat merusak lingkungan sekitar diantaranya membuang sampah sembarangan, menebang pohon, kegiatan penambangan, dll. Salah satu contoh bencana alam yang disebabkan oleh kegiatan manusia yaitu banjir. Banjir bisa disebabkan oleh meluapnya air sungai dikarenakan aliran sungai tersumbat oleh tumpukan sampah.
Informasi (tentang alam dan pengaruh kegiatan manusia) adalah informasi pernyataan tentang gambaran fakta atau kejadian perubahan alam serta lingkungan yang disebabkan oleh kegiatan manusia.
Ciri-ciri struktur  teks: berupa pernyataan umum, diikuti pernyataan khusus.
Ciri-ciri kebahasaan: berupa kalimat berita, menggunakan istilah-istilah lingkungan alam, menggunakan kalimat kausal.
3.3 Meringkas teks penjelasan: siswa membaca teks informasi tentang alam dan pengaruh kegiatan manusia kemudian menandai kalimat-kalimat penting.
4.3
4.3 Menyajikan ringkasan teks: Siswa menuliskan kalimat-kalimat secara ringkas berdasarkan teks dengan menggunakan kosakata baku dan kalimat efektif. Kemudian siswa menjelaskan kembali secara tertulis kepada temanya atau secara lisan dengan menceritakannya kembali menggunakan kosakata baku dan kalimat efektif.
3.4
Informasi tentang iklan payung geulis khas Tasikmalaya dari media cetak atau elektronik lainnya.
Indonesia kaya akan bermacam-macam kerajinan di setiap daerahnya. Payung geulis merupakan kerajinan khas daerah Tasikmalaya Jawa Barat. Payung tersebut dilukis dengan berbagai macam motif dan warna. 
Informasi (tentang iklan payung geulis) adalah informasi mengenai mempromosikan payung geulis,
untuk menarik peminat  sebanyak-banyaknya dengan menyampaikan fakta-fakta untuk meyakinkan pembaca
atau pendengar.
Ciri-ciri struktur  teks:
Dalam iklan memuat judul, nama produk serta penjelasan tentang produk.
Ciri-ciri kebahasaan: Menggunakan kalimat persuasif, menggunakan kalimat slogan, menggunakan subjek orang pertama, dan menggunakan gambar yang menarik.
3.4 Menganalisis informasi: Siswa menyimak iklan yang terdapat dalam media cetak atau elektronik lainnya dengan cara  siswa mencari istilah-istilah persuasi dan propaganda dalam iklan tersebut.
4.4
3.4 Memeragakan kembali informasi: siswa menerapkan tentang apa yang ia telah pelajari mengenai iklan dengan cara membuat iklan sendiri atau menampilkan iklan di depan kelas dengan bahasa yang menarik (menggunakan kalimat persuasif).
3.5
Informasi mengenai narasi tentang Bandung Lautan Api
Bandung lautan api merupakan rangkaian kejadian yang menggambarkan peperangan rakyat Indonesia dalam memperebutkan Kota Bandung yang terjadi sekitar tahun 1946
Teks narasi adalah salah satu jenis pengembangan paragraph dalam sebuah tulisan yang rangkaian peristiwa dari waktu ke waktu dijabarkan dengan urutan awal, tengah dan akhir.
Teks narasi ( Bandung Lautan Api) adalah kisah berdasarkan fakta dimasa lampau dalam memperebutkan Kota Bandung
Ciri-ciri struktur  teks: karangan yang berisi rangkaian
peristiwa yang membentuk suatu jalinan cerita. Peristiwa-peristiwa disusun secara berurutan.
Ciri-ciri kebahasaan:
Bahasanya cenderung informatif
dan menitikberatkan penggunaan
makna denotasi. Memperluas pengetahuan/wawasan. Menyampaikan informasi yang
memperluas pengetahuan.

3.5 Menggali informasi:
Siswa membaca teks tentang Bandung Lautan Api. Siswa mampu memahami isi dari teks yang mencakup; apa, di mana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana.
4.5
4.5 Memaparkan informasi: siswa menyampaikan informasi secara tertulis atau lisan berdasarkan aspek; apa, di mana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana dengan menggunakan kosa-kata baku dan kalimat efektif.
3.6







Isi dan amanat pantun  tentang “Kebersihan”





Siswa menuangkan gagasan mengenai pantun tentang “kebersihan”

Kera bermain lempar gelas
Kancil membuat tali anyaman
Ayo teman kita bersihkan kelas
Agar belajar makin nyaman




Pantun (tentang kebersihan) adalah puisi lama yang menceritakan tentang menjaga kebersihan.
Struktur Pantun:
      Memiliki rima a-b-a-b,
      Terdiri dari 4 baris dalam 1 bait
      Baris pertama dan ke dua merupakan sampiran dan baris ke tiga dan ke empat merupakan isi
      Satu baris terdiri dari 8-12 suku kata
Struktur Kebahasaan:
      Diksi. Memperhatikan penggunaan kata yang cocok dalam penggunaannya guna menyampaikan gagasan sehingga diperoleh dampak tertentu seperti yang diharapkan.
      Menggunakan bahasa kiasan untuk menunjukan makna secara tidak langsung, umumnya berupa pribahasa/ungkapan
3.6 Menggali isi dan amanat pantun tentang “Kebersihan”:
Siswa diberikan teks yang berisi pantun-pantun tentang kebersihan . Guru membimbing siswa untuk mengamati struktur dan kebahasaan pantun tersebut. Kemudian sama-sama menentukan  isi dan amanat dari pantun tersebut.
4.6
4.6  Melisankan Pantun hasil karya pribadi:
Siswa membuat pantun dengan Tema “Kebersihan”  secara tertulis, dengan memperhatikan struktur pantun. Kemudian siswa menampilkannya di depan kelas dengan memperhatikan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat.

3.7
Informasi mengenai Konsep-konsep yang saling berkaitan  pada teks nonfiksi “Sumber  Energi Listrik”
Sumber Energi Listrik
 Saat ini hampir semua peralatan yang digunakan manusia bekerja menggunakan enerji listerik. Lampu, tivi, kipas angin, lemari es, telepon genggam, dan penanak nasi merupakan beberapa contoh peralatan rumah tangga yang menggunakan enerji listerik. Selain peralatan rumah tangga, banyak lagi peralatan lain yang menggunakan enerji listerik, misalnya komputer, gergaji listerik, bahkan kereta api listerik. Dari mana kita mendapatkan sumber energi listerik? Salah satunya adalah dari batre. Peralatan listerik berukuran kecil biasanya menggunakan batre. Benda-benda tersebut misalnya telepon genggam, lampu senter, mobil mainan, dan jam dinding. Batre menyimpan sejumlah enerji listerik yang akan habis setelah digunakan dalam beberapa waktu tertentu. Selanjutnya, batre tersebut harus diganti atau diisi ulang.
Teks nonfiksi tentang  “Sumber  Energi Listrik” adalah teks yang didalamnya memuat tulisan berdasarkan fakta dan realita lingkungan.
StrukturTeks Non Fiksi:
         Berbentuk tulisan ilmiah.
         Isi teks berusaha menarik dan menggugah nalar (pikiran) pembaca.

Struktur Kebahasaan:
      Bahasa bersifat denotative dan menunjuk pada pengertian yang sudah terbatas sehingga tidak bermakna ganda.

3.7 Menguraikan konsep-konsep yang saling berkaitan pada teks nonfiksi “Sumber  Energi Listrik”:
Siswa membaca teks “Sumber  Energi Listrik” pada buku siswa. Siswa mengamati bagian-bagian informasi penting dari bacaan dan merumuskannya secara cermat dan teliti.
4.7
4.7 Siswa menuliskan informasi penting berdasarkan teks non fiksi “Sumber  Energi Listrik” dengan menggunakan bahasa sendiri.
3.8
Informasi mengenai Urutan peristiwa atau tindakan yang terdapat pada teks nonfiksi tentang “daur hidup kupu-kupu”

Setiap makhluk hidup mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang berbeda-beda pada spesies sejenis, salah satunya kupu-kupu. Kupu-kupu mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang disebut dengan daur hidup, daur hidup kupu-kupu adalah sebagai berikut: telur, ulat, kepompong, kupu-kupu.
Teks nonfiksi (tentang daur hidup kupu-kupu) adalah sebuah tulisan atau karangan berdasarkan fakta yang menceritakan tentang daur hidup kupu-kupu.
Struktur teks:
         Teks berdasarkan fakta.
         Memiliki ide pokok yang jelas atau logis.

Struktur kebahasaan:
         Berupa kalimat narasi.
         Sifat katanya denotatif atau dengan makna sebenarnya.
3.8 Menguraikan urutan peristiwa atau tindakan yang terdapat pada teks nonfiksi:
Siswa membaca teks nonfiksi tentang “daur hidup kupu-kupu”, kemudian diuraikan setiap urutan peristiwa atau tindakan yang terdapat pada teks nonfiksi tersebut.

4.8 Menyajikan kembali peristiwa atau tindakan yang terdapat pada teks nonfiksi:
Siswa menceritakan kembali secara lisan peristiwa atau tindakan yang terdapat pada teks nonfiksi tentang “daur hidup kupu-kupu” dengan memerhatikan urutan peristiwa daur hidup kupu-kupu dengan tepat.
3.9
Surat undangan (ulang tahun, kegiatan sekolah, kenaikan kelas, dll.) menggunakan kalimat efektif dan ejaan yang benar.

Surat Kegiatan Sekolah
Kepada Yth. Orangtua/wali
Ditempat
Salam Pramuka!
Kami selaku Pembina pramuka SD N 2 Tasikmalaya gugus KI Hajar Dewantara-R.A. Kartini akan menyelenggarakan kegiatan perkemahan sabtu minggu (PERSAMI). Kegiatan ini diselenggarakan untuk memantapkan materi kepramukaan tentang perkemahan serta mendidik pramuka yang mandiri, terampil, dan bertanggungjawab. Kegiatan tersebut akan diselenggarakan pada:
Hari : Sabtu-Minggu
Tanggal : 18-19 Mei 2017
Pukul : 15.00-16.00 WIB
Tempat : halaman sekolah SD N 2 Tasikmalaya
Sehubungan dengan akan diadakannya kegiatan tersebut maka kami meminta izin kepada orangtua/wali yang bersangkutan.
Demikian pemberitahuan ini kami sampaikan. Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.
Surat undangan kegiatan sekolah adalah sebuah surat yang dibuat untuk mengundang kerabat, saudara, teman, dan siapapun orang yang hendak diundang dalam sebuah acara kegiatan sekolah.
Struktur Teks:
      Salam pembuka
      Isi
      Penutup

Struktur Kebahasaan
         Menggunakan kalimat persuasif.
         Menggunakan kalimat epektif
3.9 Mencermati Kalimat Efektif dalam Surat Undangan:
Siswa membaca surat undangan kegiatan sekolah pada buku siswa. Kemudian siswa mencermati kalimat efektif yang digunakan dalam surat undangan.
4.9
4.9 Membuat Surat Undangan kegiatan sekolah:
Siswa membuat surat undangan kegiatan sekolah sendiri dengan menggunakan kalimat efektif dan ejaan yang benar.


KEMAJEMUKAN RAS DAN ETNIK MASYARAKAT INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1  Latar belakang Suku bangsa adalah bagian dari suatu bangsa.Suku bangsa mempunyai ciri-ciri mendasar tertentu.Cir...